Sabtu, 16 Februari 2013

Untuk yang tersakiti dari kesakitan 'akasia itu': 'angin'

Sekarang hilang..

Akasia itu memang bertahan di setiap musim
Di setiap unsur yang melewatinya
Tapi sekarang hilang, ada yang hilang
Gersang, lembab meradang, telah lama tak dijumpanya sang angin dan Akasia memang merindukannya, merindukan sepoynya yang dulu tak ia pahami
Rasanya ad kesalahan besar, bahkan akasia itu pun menjadi layu kala mengingatnya, layu kala melihat sang angin pergi hanya membawa debudebu kehampaan
Akasia sendiri hanya bisa diam tak tau harus apa
Hanya saja akasia itu begitu layu melihat luka sang angin
Ada kelopak yg terkikis, jatuh tanda kedukaan
Dan lantas akasia seperti berbisik "oh angin sekuat itukah ingin pergi? Bahkan aku sendiri tak bisa menentukan. Kau benar angin, ku rasa pilihanmu tepat untuk berhembus kencang menjauh, kau pantas dapatkan sesuatu yang lebih pasti. Naasnya aku merasa aku adalah sesuatu yang tak pasti"

kini tinggal akasia itu, menyimpan kenangan lalu, kenangan yg pernah terabaikan dari kepekaannya.
Kini tinggal akasia itu, menanti jawab sang waktu.

Untuk yang tersakiti dalam kesakitan 'akasia itu' : 'a n g i n'

GA
April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terdepan