I
Kita tidak pernah tahu, apakah ini API yang akan membakar salah satu di antara kita? oh.. bahkan mungkin seluruh, yang terlibat dalam kisah ini kan dilahapnya. Tapi, mungkinkah ini hanya sekadar sebuah PERCIKAN yang menghangatkan, yang membuatku tentram, yang membuat kita seakan lupa bahwa sudah ada pilihan yang diputuskan, yang membuat kita saling mengerti tanpa pernah ada kesepakatan dalam kata yang berhamburan dari bibir-bibir yang menahan dirinya.
II
Jika, aku hanya sekali ini saja akan membiarkan bibir ini tak mengatup, mengurung kata-kata yang terus ingin menembus, apa yang kauharapkan?
Jika, aku hanya sekali ini saja akan berkata jujur padamu, apa yang ingin kaudengar?
Jika, aku hanya sekali ini saja akan mendengarkanmu dengan benar, apa yang ingin kaukatakan?
III
Ketiga ini, masih tentang kita. Masih tentang waktu yang coba tuk tak pernah dipersalahkan. Masih tentang kebetulan, atau sebuah keterpendaman?
Sesekali coba kucuri cahaya yang mengilat di matamu, dan ia begitu menusuk. Seakan menjadi jawaban yang menghangatkan. Sehangat kala bersandar di bahumu yang tak begitu besar. Tapi, kenyataan selalu mampu memakan setiap fatamorgana.
IV
Di sebuah ruang, yang kita cipta sendiri. Kita duduk berdua, menatap yang tak pernah kita cari. Memainkan peran kita. Mengerti tanpa berkata-kata, memahami tanpa bertanya, memberi tanda-tanda yang mungkin terlalu takut tuk ku ketahui.
Kita saling memainkan peran baru, dengan menyadari peran yang lama itu masih ada dan tak mampu hilang.
V
Kita mencoba menembus batas yang sudah terlanjur kokoh, tapi sekali lagi keterbuaian ini selalu mampu disadari oleh kenyataan.. kita memiliki "kehidupan" masing-masing. Kurasa begitu dengan dirimu.
VI
Biarlah, kita menatap yang tak pernah kita cari, jika masih terlalu takut untuk segala yang pasti dan melukai..
Ruang, 23 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar