Sabtu, 16 Februari 2013

Kucuri Nama

Ini malam, seperti denting-denting kaca di ruang hampa tak hingga,
bunyinya nyaring tapi sepi menjadi terasa.

Ada tirai menjulur,
kainnya dari perca tertulis nama,
kainnya penuh nama, melambai-lambai menjulur di hadapan mata.

Tiba-tiba segalanya putih tiada tepi,
tiada lagi biru kejinggaan milik langit,
atau redup keabuan milik mendung.

Tiada.. Tiada tepi dalam putih

Hingga suara menggema,
suara dari oase yang berbicara,
darinya muncul huruf-huruf yang berterbangan,
bersembunyi di balik tirai perca yang menjulur tak berujung.

Huruf-huruf yang membentuk nama.

Udara pun penuh nama.

Hingga tiba masa berubah.
Mendung, cerah, dan warna mulai datang menjajah,
ruang putih tak bertepi mulai menggeser diri,
membawa ribuan dawai kebisuan,
tentang cerita yang hilang.

Pun hilang tirai perca penuh nama.
Pun hilang huruf-huruf berterbangan.
Hilang mereka bersama putih yang pergi.

Tapi tau kah para oase yang bernyanyi?
Bahwasanya telah kukantunginya sebuah nama di hati. 
Sebuah nama yang diam-diam kuambil dari tirai perca atau dari huruf-huruf yang berterbangan. 

Sebuah nama yang selalu membuatku bermimpi..
Mimpi..

hn.
jkt, 30 Apr 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terdepan