Sabtu, 16 Februari 2013

Dapatkah ku bertanya, Ibu?

Malam, dan angin mengalir bagai air.
Awan tetap di tempatnya masing-masing bersama jangkrik yang terdiam mendengarkan sebuah percakapan antara anak dan ibunya.

----

Dapatkah ku bertanya, Ibu? tentang makna cinta, yang kerap didengungkannya oleh insan manusia.

: Terangkanku padamu, Nanda. Cinta adalah bahagia dalam rupa keikhlasan yang kautujukan pada-Nya.
  Juga pada sesama, pada setiap ciptaan-Nya.

Maka kutanyakan lagi, Ibu. Tentang sebuah perkara, yang membuatku gelisah maknai cinta sebenarnya.
Jika cinta bahagia, mengapa kerap ada duka, dan juga air mata bagi para pelakunya.

: Cinta memanglah bahagia, Nanda. Bahagia yang tak selalu, berupa keindahan tapi juga duka berhikmah. 
   Lihatlah mata-mata yang terbuka. Tak selalu didapatinya wujud keindahan.
   Namun akankah kaurela bila kehilangannya? Sedang dengannya kau pelajari berbagai rupa dunia.
   Begitupun lihatlah hati yang kaupunya. Tak selalu didapatinya rasa keindahan.
   Namun akankah kaurela bila kehilangannya? Sedang dengannya kaupahami berbagai rasa.
   Hingga tersebutlah kau manusia.

Kini telah kupahami, Ibu. Perkara makna cinta, yang tak selalu suka tapi juga duka yang berhikmah. 
Cinta adalah bahagia dalam keikhlasan, juga cinta adalah keihlasan dalam bahagia.




HN
Ruang. Januari 2013.
sumber gambar: http://myoyeah.com/wp-content/uploads/2012/06/yeodeol2.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terdepan