Jumat, 15 Oktober 2010

Sejarah Sastra

Periodisasi : Dekade Zaman Lama - 1920

-          Pengertian Sejarah Sastra.
Sejarah sastra berbeda dengan sejarah pada umumnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari cara penyusunan dan atau objek dari sejarah tersebut. Sejarah dalam arti umum biasanya disusun berdasarkan fakta-fakta / data yang berupa peristiwa dan kejadian masa lampau. Sedangkan sastra langsung dihadpkan dengan hasil sastra konkret yang ada / yang diciptakan dar berbagai zaman baik berupa naskah lama ataupun yang baru terbit. Sedangkan naskah yang telah lenyap atau hilang buktinya tidak bisa lagi masuk ke dalam sejarah sastra.
-          Dalam Sejarah Sastra, penilaian terhadap sastra modern akan sama tepat atau tidak tepatnya dengan penilaian terhadap sastra lama. Karena memiliki jarak yang sama.
-          Hanya karya sastra yang dapat menunjukkan suatu perkembangan baru dan bernilai yang dapat dimasukkan ke dalam perkembangan sejarah sastra.
-          Periodisasi Sastra adalah masa-masa / zaman-zaman (baik jangka waktu panjang ataupun pendek) dalam perkembangan sastra yang memberikan suatu corak, sifat dan ciri khas tertentu dalam pengaruhnya terhadap hasil sastra tersebut.
-          Periode Sastra sebelum tahun 1920 terbagi atas beberapa zaman / masa:
a.    zaman purba                                                              c.   zaman islam
b.    zaman hindu/budha                                               d.  zaman peralihan.
-            Pada Zaman Purba hasil sastra belum mendapat pengaruh dari bangsa lain, masih berbentuk lisan (sastra rakyat) yang berupa cerita (volklore) ataupun bukan berbentuk cerita.
-            Pada Zaman Hindu/Budha sastra yang ditemukan dari zaman ini sudah berbentuk tulisan dengan huruf Arab Melayu, yang berarti ditulis setelah masuknya budaya Islam. Pengaruh Hindu sendiri di Nusantara sudah berlangsung sejak sekitar abad ketujuh Masehi.
-            Hasil sastra pada Zaman Hindu/Budha masih berupa hikayat-hikayat seperti “Hikayat Pandawa Lima/Jaya”  (Mahabrata) dan “Hikayat Sri Rama” (Ramayana).
-            Pada Zaman Islam , kesusastraan berkembang di wilayah-wilayah yang menjadi permulaan kedatangan Islam (memasuki abad ke -13) dan akhirnya tidak hanya sebagai pusat agama Islam, melainkan juga sebagai pusat kesusastraan yang juga didasari oleh kebudayaan Melayu.
-            Empat kerajaan Melayu yang menjadi pusat kesusastraan dan agama Islam tersebut adalah : Samudra Pasai (1280-1409), Malaka (1409-1511), Aceh (1511-1650) dan Johor – Riau (1650-1800).
-            Di masa kerajaan Samudera Pasai, karya sastra yang dihasilkan berupa sejarah berjudul “Hikayat Raja-raja Pasai”.
-            Di masa kerajaan Malaka, kesusastraan Melayu mencapai puncak kejayaannya. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor kerajaan Malaka yang merupakan kerajaan besar yang menjadi pusat penyebaran agama Islam dan pusat perdagangan dari berbagai bangsa.
-            Pada masanya, kerajaan Malaka menghasilkan beberapa naskah undang-undang seperti UU Malaka, UU Laut dan Hukum Kanun. Karya terbesar pada masa ini adalah sejarah Malaka, juga diikuti oleh karya lainnya yang berupa Hikayat seperti “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Amir Hamzah” dan “Hikayat Mohamad Ali Hanafiah”.
-            Di masa Aceh (yang saat itu juga menjadi salah satu pusat kerajaan Melayu) lahir nama-nama pengarang terkemuka seperti : Hamzah Fansuri, Nuruddin Araniri, Abdul Rauf Singkel, Jauhari Al-Buchari dan Syamsudin Samatrani.
-            Pada masa kerajaan Aceh, hasil karya berpusat pada pengetahuan agama, ilmu sufi, filsafat, dan sebagainya, terbukti dari hasil karya Jauhari Al- Buchari yang berjudul “Tajussalatin” (pengetahuan ketatanegaraan). Selain itu pada masa ini juga dihasilkan hasil karya lainnya yang berbentuk prosa dan syair (syair burung pingai,syair perahu, syair sindang fakir – Hamzah Fansuri).
-            Di masa kerajaan Johor – Riau, tidak banyak menghasilkan karya sastra. Karya yang dihasilkan umumnya bercorak sejarah yang menceritakan raja-raja Johor seperti “Hikayat Johor”.
-            Pada Zaman Peralihan dikenal juga dengan Zaman Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, sebab pada zaman ini tokoh yang bernama Abdullah tersebut sangat berperan besar di dalamnya.
-            Pada zaman ini sastra Melayu mengambil bagiannya dalam kebudayaan dunia / kebudayaan Universal. Karena pada masa ini Nusantara sudah dimasuki oleh pengaruh dari bangsa asing terutama bangsa barat. Dan Abdullah adalah tokoh penulis yang banyak memiliki relasi dengan orang-orang barat sehingga cara berpikir dan caranya dalam menulis sebuah karya juga ikut terpengaruh yakni karya yang dihasilkan lebih “realis/nyata” dan “kalimatnya lebih pendek serta tepat dan jelas”. Itulah yang menjadi ciri khas hasil karya sastra pada masa Abdullah ini, berbeda dengan pengarang-pengarang sebelumnya yang banyak menghasilkan karya sastra panjang, berbelit dan kurang relis seperti dongeng dan hikayat.
-            Pada masa peralihan / masa Abdullah ini, pembaharuan hanya terletak pada sastra berbentuk prosa, sedangkan untuk bentuk puisi masih mempergunakan bentuk lama, pantun dan syair.
-            Sebagai pengarang produktif dan kreatif Abdullah banyak menghasilka karya sastra, diantaranya :
Hikayat Abdullah ; Kisah Pelayaran Abudllah dari Singapura ke Kelantan ; Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah ; Syair Singapura Dimakan Api ; Syair Kampung Gelam Terbakar ; Dawail Kulub (Pengobat Hati)Kitab Kamus Bahasa Melayu ; Mencetak Sejarah Melayu ; Menulis Quran Dengan Tulisan yang Indah dan bermacam-macam terjemahan dan saduran.
-          Masa Peralihan ini terhenti sekitar setengah abad lamanya, bermula setelah pencetusnya (Abdullah) meninggal pada tahun 1854.
-          Perkembangan dunia kesusastraan mulai tampak kembali memasuki abad ke -20, ketika berdirinya Balai Pustaka pada tahun 1908 yang berpusat di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terdepan