Tentang ‘Ibu’ ku.. ‘Ibu’ kami..
Bulan ini adalah bulan kelahiran Bahasa Ibu kami, dahulu kakak-kakak moyang kami yang mempersiapkannya, hadiah untuk Ibu, pada Oktober 1928 silam. Dan Ibu bilang, terutama hadiah ini adalah untuk kami, para generasi penerus, yang Ibu harapkan dapat merawat Ibu dengan baik kelak, dapat membanggakan Ibu dengan prestasi dunia kelak,dan dapat mencintai Ibu dengan hati yang tulus kelak.
Ibu kini sudah tua, 82 tahun usianya sejak anak-anak bangsanya mengakuinya sebagai kesatuan, meskipun belum diakui dunia. Setiap bulan ini, bulan Oktober ini, Ibu pasti ingat apa yang telah diberikan kakak-kakak moyang kami dulu, hadiah terindah yang dapat mengukuhkan Ibu agar tegar dan tegak berdiri. Sebuah bahasa yang bukan hanya sekadar diksi di dalamnya, tapi bahasa yang lahir dari kekukuhan hati seluruh anak-anak bangsanya kala itu. Bahasa yang dihadiahkan untuk Ibu yang sedang berusaha untuk tegar, tegak berdiri : Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Bagi Ibu , Bahasa tersebut lah yang kelak akan Ia wariskan kepada kami, anak-anaknya. Sebuah kekayaan yang tak ternilai harganya. Sebuah fenomena yang lahir dari rasa persaudaraan yang begitu kental, yang mampu mengangkat deraja Ibu di mata dunia kala itu.
Tapi kini ? Ibu sedih, kami terlalu senang atas kedatangan tamu asing, kami lupakan Ibu yang sedang lelah berbaring, kami jadikan Ibu terasing. Terasing.. sepi dan kering.
Surat Untuk ‘Ibu’ ku
Ibu, selamat hari lahir bahasamu..
Tersenyumlah Ibu, walau getir, walau pahit menahan sakit..
Ibu, selamat hari lahir keteguhanmu..
Bersemangatlah Ibu, walau ku tau, Kau rindukan anak-anak mu yang dulu..
Anak-anak bangsa yang menghadiahkan kain bahasa pemersatu untuk mu..
Ibu , selamat hari lahir kegigihanmu..
Demi namamu Indonesia, Kau tetap memiliki pemuda yang kelak kan membawa mu bangga,
Di mata dunia
Aku sayang Ibu..
Penuh cinta, Dinda.
Dalam Rangka Bulan Bahasa bagian 2
link inspiratif lainnya : http://coretmoret.web.id/arc/2003/10/bulan-bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar