“HAMPA” : WUJUD KEGELISAHAN SANG MAESTRO PENYAIR
Sebuah Artikel Analisis Lapis Makna Puisi HAMPA
Karya Chairil Anwar
Mengupas lapisan makna dalam tubuh puisi,
tentunya tidak bisa terlepas dari faktor ekstrinsiknya. Dalam hal ini, sejarah
mengenai terciptanya puisi tersebut serta sang pengarang itu sendiri menjadi
penting untuk membangun spekulasi makna yang akan dimunculkan. Setelah mengetahui
asal-usul tersebut, maka bisa terbayanglah apa yang terkandung dalam tiap bait
puisi yang dicipta. Semua tentu berkaitan dengan emosional pengarang, baik
secara pribadi maupun emosional akibat rasa empati pengarang terhadap
sekitarnya.
HAMPA
kepada Sri
Sepi di
luar. Sepi menekan-mendesak
Lurus kaku
pepohonan. Tak bergerak
Sampai ke
puncak . Sepi memagut,
Tak satu
kuasa melepas-renggut
Segala
menanti. Menanti. Menanti
Sepi.
Tambah ini
menanti jadi mencekik
Memberat-mencengkung
pundak
Sampai
binasa segala. Belum apa-apa
Udara
bertuba. Setan bertempik
Ini sepi
terus ada. Dan tiada
Maret 1943