Jumat, 04 Februari 2011

Bolehkah Kami Insafi? (behind the scenes)

Sedang asik melihat-lihat coretan-coretan, tiba-tiba terpaku di satu coretan. haha 
Saya ingat betul, coretan yang satu ini dibuat pada saat saya sedang merasa terpojokkan oleh seseorang, pria tepatnya.. dan saya merasa sangat geram dengan keegoisannya, yang tanpa ia sadari (menurut sudut pandang saya) saya merasa telah dijauhkan dari hak saya dalam menentukan perasaan saya, seakan hanya dia yang bisa menentukan, padahal dia sendiri seakan lupa apa itu perasaan. Yaa.. saya justru mendapat pelajaran penting tanpa saya harus menjadi subjek yang melakukan hal tidak menyenangkan itu. Setidaknya sebagai objek, saya memetik pelajaran bahwa mencintai seseorang, bukan memaksakan cinta pada seseorang dan kemudian membencinya jika seseorang itu tidak dapat membalas cinta sebesar dan sekhusus cintamu padanya.

Naah, berikut ini repost coretan Saya itu, bahasanya dipengaruhi oleh gaya bahasa RA Kartini  dalam surat-suratnya. Check this out !

- Bolehkah Kami Insafi? - 
a
Barangkali dalam cinta antara insan, ada udara pekat yang merambah..
Akan terasa dan sangat terasa pekat itu, seperti hitam yang tak bertemu putih, 
ketika nafsu debu seakan tak bisa ditahan pacu.

Rusak, kering, sebuah yang kemerah-merahan itu menjadi kelabu, memicing ronanya ceking.
Saat keinginan menguasai luas jalan, membunuh tiap pengertian, 
memberi darah segar untuk pencapaian yang dipaksakan.

Lupakah Kami ini soal perasaan? Lupakah Kami ini soal kedalaman?

Lalu bagaimana mustinya? 
Rasanya inilah yang terpampang dimuka.. 
Kepekatan menjemput kala cinta bukan untuk dua yang didamba. 
Perlahan rongga putih terganti benci biasan amarah hati.. 

Kami lupakan sebuah kata yang sulit diinsafi.. 
'Keikhlasan' begitu biasa disebut, memang sulit diinsafi,
tapi nyatanya itulah yang mampu menghapus biasan amarah, 
nyatanya itulah yang menemukan putih untuk pekat yang merambah..

Karena cinta itu dasarnya perasaan yang Tuhan tanam pada ranah yang suci, 
maka patutlah keinsafan atas keikhlasan mengiringi,
betapapun susah, bolehlah Kami coba agar tenang, agar lebih damai rasanya..
agar lebih indah pencapainnya :)

Dinda Hn
didukung oleh lagu Alm. Chrisye : Merpatih Putih
"mengering sudah bunga di pelukan..."  


nb : dan terimakasih kepada orang yang membuat saya mampu mendapat pelajaran ini :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terdepan